THE STRONGEST NETWORK IN THE UNIVERSE

on Kamis, 04 Juni 2009


Indonesian Version

Apa yang harus dipunyai oleh seorang individu agar bisa sukses di tengah iklim persaingan global seperti ini?

1. Kerja keras.
2. Tekad yang teguh
3. Otak encer
4. Keberuntungan
5. Relationship.

Yang terakhir ini merupakan hal yang sering digembar-gemborkan saat ini. Di training tips mencari kerja, Sang Trainer pasti akan menekankan pentingnya memiliki jaringan relasi yang kuat atau network.

Nepotisme?

Yah, mungkin Anda yang idealis bisa berpikir seperti itu. Tapi nyatanya memang kesempatan kerja lebih mudah didapat oleh orang yang memiliki jaringan relasi yang kuat.
Contoh nyatanya tidak usah jauh-jauh, sekarang saya bekerja menjadi pembimbing ekskul di sebuah SD. Teman sayalah yang pertama kali meminta saya menggantikan dirinya mengajar di sana (tentu juga dengan pertimbangan lain bahwa saya insyaallah mampu.). Salah satu teman dekat saya bahkan berhasil memperoleh beasiswa ke New York selama 1 tahun karena dia memiliki relasi dengan seorang dosen native yang juga bekerja di US Embassy.

Dengan memiliki relasi kita akan mendapatkan akses informasi yang lebih mudah. Itulah mengapa bahkan website-website seperti Facebook dan Friendster sangat populer. Manusia memang butuh untuk berelasi.

Di sinilah peribahasa populer "Tak kenal maka tak sayang" atau versi modernnya "Siapa elu siapa gue?" berlaku. Mengingat hakikat manusia sebagai makhluk sosial yang senang berkelompok, fenomena ini sangat wajar. Kedekatan memang dapat memberikan kemudahan fasilitas bagi kita. Konsep Emotional Intelligence yang menghebohkan itu merupakan landasan ilmiah atas fenomena ini. Daniel Goleman mengatakan bahwa faktor EQ lebih berpengaruh terhadap kesuksesan seseorang di masa depan daripada faktor IQ. Pintar tapi dibenci? Ke laut aje!

Berelasi dengan manusia memang menyenangkan, tapi kemungkinan untuk terjadi konflik juga tidak kecil. Dulu teman sekarang bisa jadi lawan. Dulu saling terbuka, sekarang atau nanti bisa saling tipu. Jika sudah tidak saling membutuhkan, bisa jadi hubungan network itu langsung putus. Selain itu seakrab apapun Anda dengan sahabat Anda atau saudara Anda, apakah mungkin mereka membantu dan menemani Anda selama 24 jam, 365 hari non-stop?

Bayangkan saja saat ini Anda sedang di ambang maut sedangkan keberadaan Anda jauh dari semua relasi Anda (misal Anda terdampar di pulau tak berpenghuni dan terancam mati kelaparan). Atau bayangkan kiamat sudah datang, seisi bumi hancur dan luluh-lantak, dan semua keluarga tercerai-berai. Lalu kepada siapa kemudian Anda meminta tolong?

Ya, pada akhirnya hanya kepada Allah SWTlah Anda bisa memohon pertolongan. Jika kita menghabiskan hari-hari kita, sibuk untuk menjalin relasi, maka kemudian renungkanlah seberapa khusyuk Anda menjalani ibadah shalat? Seberapa betahkah Anda duduk untuk berdzikir selepas Sholat wajib? Kesibukan kita sering membuat kita terlena dengan urusan dunia dan lupa kepadaNya. Padahal justru di saat menunaikan shalat itulah seorang hamba menjalin relasi dengan Tuhannya. Walaupun Anda memiliki relasi yang kuat dengan banyak pengusaha sekelas Bill Gate di seluruh dunia, jika Tuhan mencueki Anda, lalu apa artinya? Bukankah seluruh alam semesta dan segala isinya adalah milik Allah?

Kalau Allah menyayangi kita, apa sih yang bakalan tidak dikasih untuk kita? Rejeki barokah, hidup yang tenang dan bahagia, jaminan masuk surga, itulah jaminan yang sudah dijanjikan Allah atas network ini. Network ini sungguh terlalu jauh jika dibandingkan network dengan manusia. Manusia bisa berbohong dan mengingkari janji, tapi Allah tak pernah mengingkari janjiNya kepada kita. Bayangkan jika misalnya Allah iseng dan kemudian membuat jantung Anda tidak berdetak satu menit saja.

Jadi memang inilah network paling terpercaya dan terkuat di seluruh dunia. Siapa mau bergabung?